Beranda | Artikel
Tidak Memanjakan Anak
Senin, 9 September 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Tidak Memanjakan Anak ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Pendidikan Anak yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 5 Rabiul Awal 1446 H / 9 September 2024 M.

Kajian Tentang Tidak Memanjakan Anak

Mencintai anak adalah fitrah. Setiap orang tua, baik ayah maupun ibu, pasti cinta kepada anaknya. Justru aneh jika ada orang tua yang tidak menyayangi anaknya. Selain fitrah, mencintai anak juga merupakan perintah agama. Ketika orang tua menyayangi anak, berarti mereka sedang menjalankan ajaran agama.

Terdapat sebuah hadiTs yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim tentang kejadian di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dituturkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu. Suatu hari, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang duduk bersama para sahabat, dan di pangkuan beliau ada salah satu cucunya yaitu Al-Hasan, putra Ali bin Abi Thalib dan Fatimah, putri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Saat itu, Rasulullah mencium Al-Hasan sebagai tanda kasih sayang. Kebetulan, ada seorang sahabat bernama Al-Aqra’ bin Habis yang melihat hal tersebut. Al-Aqra’ ingin menunjukkan kesan “gentle” atau “jantan” dengan menyatakan bahwa ia tidak pernah mencium sepuluh anaknya, seolah-olah menunjukkan bahwa tindakan tersebut kurang “jantan.”

Mendengar ucapan Al-Aqra’, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ

“Barang siapa yang tidak menyayangi, maka ia tidak akan disayangi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Perhatikan baik-baik: “Barang siapa tidak menyayangi, maka dia tidak akan disayangi.” Dalam kasus hadits yang kita bahas, maknanya adalah barang siapa tidak menyayangi anak, maka dia tidak akan disayangi oleh Allah. Jadi, jika ingin disayangi oleh Allah, salah satu caranya adalah menyayangi anak. Termasuk juga dalam hal ini, suami harus menyayangi istri, dan istri harus menyayangi suami, agar mereka disayangi oleh Allah.

Mencintai anak adalah perintah dalam agama kita, tetapi—dan ini penting—cinta kepada anak tidak boleh berlebihan. Kenapa? Meskipun anak tersebut adalah anak semata wayang (anak satu-satunya) yang mungkin telah dinanti selama bertahun-tahun. Misalnya, setelah menikah selama 20 tahun tanpa anak, kemudian pada tahun ke-21 lahirlah seorang anak, dan setelah itu tidak ada lagi anak.

Bagaimanapun, kasih sayang manusia, termasuk kepada anak, tidak boleh berlebihan. Contoh berlebihan dalam menyayangi anak adalah terlalu memanjakan. Memanjakan anak dapat membawa dampak buruk yang banyak.

Jangan pernah berpikir bahwa memanjakan anak adalah untuk kebaikannya. Justru, jika orang tua terlalu memanjakan anak, akan muncul dampak buruk, bukan kebaikan. Misalnya, anak akan menjadi susah mandiri karena terbiasa dilayani dalam segala hal.

Contohnya, ada anak yang setiap pagi baju sekolahnya harus disiapkan oleh orang tuanya, padahal anak tersebut sudah kuliah. Kita tidak sedang membicarakan anak bayi, karena tentu saja bayi tidak bisa disuruh mengambil baju sendiri. Dapak buruk lainnya adalah akan gampang menyerah karena terlalu dimanja. Terlalu sering orang tua turun tangan dan tidak membiarkan anak menghadapi masalahnya sendiri. Akibatnya, anak menjadi kurang mandiri. Seorang ahli pendidikan, seorang profesor, pernah menulis tentang dampak memanjakan anak. Setelah menjelaskan fenomena orang tua yang terlalu melindungi anaknya, beliau mengatakan, “Coba lihat anak-anak di pesantren. Mereka belajar mandiri, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Mereka mengurus diri sendiri, membersihkan diri, bahkan di beberapa pondok, mereka memasak sendiri.”

Belajar mandiri ini dimulai sejak tamat SD, di mana anak-anak pesantren belajar jauh dari orang tua. Alhamdulillah, manfaatnya dapat dirasakan hingga sekarang.

Terlalu memanjakan anak memiliki banyak dampak buruk. Salah satunya adalah anak menjadi sulit mengembangkan kemampuannya. Banyak orang tua yang terlalu khawatir ketika anak mencoba sesuatu, padahal hal itu tidak melanggar aturan agama. Segala sesuatu dilarang, ini tidak boleh, itu tidak boleh. Akibatnya, potensi anak untuk berkembang terhambat. Mereka tidak bisa menjadi lebih kreatif atau lebih cerdas, karena segala hal dibatasi. Kasih sayang yang berlebihan dari orang tua justru dapat membatasi perkembangan anak.

Ciri Orang Tua Memanjakan Anak

Di antara ciri yang menunjukkan bahwa orang tua sudah masuk ke level memanjakan anak, bukan sekadar mencintainya, adalah sebagai berikut:

Orang tua yang memanjakan anak adalah mereka yang menuruti apapun permintaan anak. Jadi, saya mengatakan bahwa ciri memanjakan anak adalah menuruti apapun permintaan anak, bukan hanya menuruti permintaan anak. Apakah ini sama atau beda? Beda. Yang tidak baik adalah menuruti apapun permintaan anak, karena tidak setiap permintaan anak itu baik.

Anak kecil, karena akalnya belum sempurna, sering kali meminta sesuatu hanya karena melihat temannya memiliki barang tersebut. Contoh yang paling mudah adalah anak yang belum sekolah, tapi sudah meminta handphone. Apakah permintaan itu baik? Apakah kita harus menuruti permintaannya? Jawabannya jelas tidak.

Memberikan apapun yang diminta anak hingga pada level di mana permintaan tersebut bisa merusak dirinya bukanlah tindakan yang tepat. Misalnya, hanya karena anak minta sepeda motor, padahal usianya masih sangat muda dan belum pantas untuk mengendarainya. Sayangnya, orang tua kadang tetap menuruti permintaan anak, meski tahu itu tidak baik.

Ada juga kasus di mana orang tua sebenarnya tidak mampu menuruti permintaan anak, tapi demi kasih sayang, mereka tetap melakukannya. Walaupun harus menjual barang atau berhutang, orang tua tetap memenuhinya. Ini adalah contoh nyata dari memanjakan anak.

Jadi, bagaimana cara menyikapi permintaan anak? Orang tua yang bijaksana adalah yang menyeleksi setiap permintaan anak. Caranya, lihat apakah permintaan itu melanggar ajaran agama atau tidak. Jika melanggar, maka tidak perlu dituruti.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54453-tidak-memanjakan-anak/